Wisata Alam dan Peradaban Tua di Gunung Telasih Tigo Luhah Semurup

Explorenews.net -Berbicara tentang keindahan dan pesona wisata yang ada di kerinci, tentu takkan habis-habisnya. Seperti halnya pesona panorama Alam Yang disuguhkan Gunung Telasih yang ada di dalam Ulayat Tigo Luhah Semurup, Kerinci, yang merupakan Kabupaten paling Barat provinsi Jambi.

Dari puncak Gunung ini kita bisa menyaksikan Puncak tertinggi Pulau Andalas (Gunung Kerinci) yang tegak menjulang dengan gagahnya. Dari sini juga dapat dilihat hamparan perkebunan teh Kayu aro yang membentang hijau bak hamparan permadani raksasa.
Genangan danau kerinci yang membentang, pemukiman masyarakat yang berjejer di lembah kerinci, dengan kerlap kerlip lampu yang bila disaksikan pada malam hari bak kilau permata. Tentu Menjadi Suasana yang sangat strategis sekali untuk dijadikan sebagai tempat camping. Belum lagi sensasi Udara pegunungan nan sejuk, suasana sekitar pegunungan yang tenang, sehingga dapat merileksasikan pikiran anda yang tengah jenuh.

Baca Juga:  Fadhil Ikhsan Mahendra: Memimpin adalah Menderita

Tak hanya Sampai disitu saja, ternyata Gunung Telasih ada dalam catatan sejarah kuno yang tertulis Dalam Tambo mendapo semurup. Dalam catatan tambo, Gunung Telasih disebutkan sebagai Gunung sati yang letaknya berada di Renah bukit talang melindung. Tak jauh dari kaki Gunung Sati tersebut, terdapat petilasan yang disebut oleh masyarakat Tigo luhah semurup sebagai petilasan/makam dari seorang kiyai yang bergelar “Syeich Mangkuto Sati dan makam rubbiyah nya yang muda (isterinya yang muda), puti salih manjuto, Merupakan Anak Asal koto payung semurup tinggi”.

Petilasan ini seringkali diziarahi dan dikunjungi oleh masyarakat Tigo luhah semurup, yang dalam istilah masyarakat semurup “pergi munjung”, Yang artinya pergi berkunjung ke-Makam leluhur sembari Makan dan Do’a bersama keluarga besar yang masih dalam satu keturunan.

Baca Juga:  Kode Etik, Ternyata TPS di Desa Ketua Bawaslu Kerinci Tanpa Ada Sisa Surat Suara

Istilah munjung ini sendiri sudah ada sejak lama, Secara turun temurun yang secara tidak langsung diajarkan oleh tetua untuk memperkenalkan asal usul, bahkan hingga saat ini tradisi ini masih terus berjalan. (Andi Andalas/Ade putra)

BAGIKAN :