Dinilai Telah Membiarkan Hutan Gundul, BBTNKS Diminta Angkat Kaki dari Kerinci

Explorenews.net –Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) bersama Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) dan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) sebagai situs warisan dunia (world heritage).

TNKS merupakan kawasan hutan hujan tropis penting dunia yang terletak di rangkaian pegunungan bukit barisan selatan bagian tengah. Terhampar di empat provinsi, mulai dari Bengkulu, Jambi, Sumatera Barat dan Sumatera Selatan. Luasnya mencapai 1,38 juta hektar. Ia menjadi taman nasional terluas kedua di Indonesia setelah TN Lorentz di Papua.

Hutan TNKS menjadi habitat bagi sejumlah populasi satwa langka dan dilindungi seperti harimau Sumatera, gajah Sumatera, badak Sumatera, sampai kijang Sumatera—baru diketahui 2007. Juga lebih 372 jenis burung, 16 endemik.

Di TNKS terdapat sekitar 4.000 jenis tumbuhan, 60% hidup di hutan dataran rendah. Di sini juga habitat alami bagi 300 jenis anggrek. Flora eksotis TNKS yang paling menarik adalah bunga terbesar di dunia, padma raksasa (Rafflesia arnorldii) dan bunga tertinggi di dunia, bunga bangkai raksasa (Amorphophallus titanum).

Baca Juga:  Pemersatu Menuju Kerinci Maju, DPC Partai Gerindra Sambut Baik Putra Putri Terbaik Mendaftar Sebagai Calon Bupati

Kini, Kawasan lindung TNKS tersebut terus berkurang setiap tahunnya akibat maraknya pembalakan liar dan aktivitas perladangan ilegal.

Akibat dari perambahan hutan, pembalakan liar hingga perladangan ilegal, kini hutan TNKS nampak gundul, resapan air hujan mulai hilang. Bahkan gundulnya hutan TNKS juga menjadi salah satu penyebab banjir dan longsor terjadi di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh.

Tentu hal seperti pembiaran terhadap penebangan pohon pohon, pembalakan hutan, perladangan ilegal di hutan TNKS harus dihentikan, Tindak tegas dari BBTNKS sangat diperlukan.

Aktivis Kerinci Sungai Penuh, yang juga ketua umum LSM Geransi, Arya, Sabtu (27/5/2024), meminta, pihak terkait baik Polri-TNI hingga Polhut dan BBTNKS harus bersinergi untuk memberikan efek jera kepada perambahan hutan, pembalakan liar, penebangan pohon pohon dan perladangan ilegal.

Baca Juga:  Imigrasi Kerinci laksanakan Rapat Koordinasi TimPORA Kabupaten Kerinci

“Ini bukan tentang mereka yang mencari nafkah, tapi mereka yang telah merusakkan hutan yang menjadi gundul, sekarang kita bisa lihat dampak dari tangan tangan penebangan pohon pohon di hutan, menjadi salah satu penyebab banjir dan longsor di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh,”kata Arya.

BBTNKS Dinilai Membiarkan, lanjut Arya, selama ini seolah olah mereka menutup mata akan terjadinya perambahan hutan TNKS. Ketegasan hilang dan ketakutan mendalam untuk melakukan tindakan selalu ada.

“Kalau tidak bisa menjaga hutan dan pohon pohon, BBTNKS silahkan angkat kaki dari Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh,”tegas Arya.

BAGIKAN :